Search This Blog

Tuesday, November 24, 2009

Apollonius Dyscolus (2 SM)


Apollonius Dyscolus (2 SM)
Apollonius Dyscolus dianggap salah satu gramatikawan Yunani terbesar yang pernah hidup. Terlahir di Alexandria, ia adalah putra dari Mnesitheus. Rentang masa hidupnya tidaklah diketahui secara pasti. Nama panggilanya dalam bahasa yunani adalah δύσκολος, yang berarti ‘merengut/ cepat marah/ kritis (the Surly or Crabbed or Hard to please)’, karena sifatnya yang cepat marah dan pemikir. Ia hidup pada era penguasa Hadrian dan Antoninus Pius. Apollonius menghabiskan sebagian besar hidupnya di Alexandria, kota kelahirannya sekaligus kematiannya.
Apollonius adalah pencetus gramatika ilmiah. Sumbangsih terpentingnya di bidang linguistik adalah pada bidang sintaksis yang terefleksi dalam buku-bukunya. Apollonius menghasilkan banyak karya buku, kurang lebih dua puluh karya, akan tetapi hanya empat yang dapat kita pelajari hingga sekarang. Dari keempat buku tersebut, satu di antaranya mengkaji tentang sintaksis dan yang lainnya masing-masing mengkaji tentang jenis-jenis kata: kata-kata keterangan, konjungsi, dan kata-kata ganti. Di antara kajian-kajian sintaksis bahasa Yunani, karyanyalah yang pertama mengkaji tentang diskripsi dan analisa pemahaman sintaksis bahasa Yunani. Penerusnya, Pricianus, tiga abad kemudian, gramatikawan besar dari Romawi, mengadopsi pemikiran Apollonius tentang diskripsi dan analisa pemahaman sintaksis tersebut dan pemikiran Thrax tentang ‘Tékhnē’ ke dalam pemikirannya tentang diskripsi bahasa Latin.
Apollonius mendasarkan analisanya pada ‘Tékhnē’ dan observasi-observasi sintaksis yang dilakukan oleh para pendahulunya yang kebanyakan berasal dari kajian-kajian retorika. Ia menggunakan delapan kategori jenis kata yang sama seperti yang ada dalam ‘Tékhnē’, namun ia mendefinisikan kembali beberapa jenis kata tersebut agar batas penggunaannya lebih luas, seperti istilah Antonymia (pronoun/kata ganti), ia menambahkan fungsinya, tidak hanya sebagai kata yang menggantikan onoma, khususnya manusia saja, akan tetapi juga untuk subtansi-subtansi yang tak bersifat (ousia). Hasil pemikiran ini selanjutnya dipakai oleh Pricianus dan menempati kedudukan yang penting dalam pemikiran-pemikiran linguistik pada abad pertengahan.
Meskipun dasar analisa Apollonius adalah diskripsi morfologi dari bahasa Yunani yang ditulis oleh para sarjana Alexndrian, pandangan umumnya tentang masalah-masalah linguistik lebih condong ke aliran mentalis. Ia secara jelas membedakan antara bentuk (schema/form) dengan makna (ennoia/meaning) dalam peristilahannya dan menjastifikasi klasifikasi-lasifikasi gramatika berdasarkan referensi dan isi dari pada bentuk morfologikalnya.
Lebih jauh, Apollonius mendasarkan diskripsi sintaksisnya pada hubungan antara kata benda dan kata kerja dengan kata benda dan kata kerja lainnya dan antara kata benda dan kata kerja dengan bagian-bagiannya. Ia menyandarkan pada kasus kata-kata nominal yang terinfleksi, yang mempunyai hubungan timbal balik yang berbeda antara satu dengan yang lain dan antara kasus kata-kata nominal yang terinfleksi dengan kata-kata kerja, dan pada tiga jenis kata kerja yaitu, kata kerja aktif (active transitive), kata kerja pasif (passive) dan kata kerja netral (intransitive) dalam mendiskripsikan hubungan-hubungan tersebut. Diskripsi sintaksis ini adalah cikal bakal pembeda antara subjek dan objek dan konsep-konsep seperti keraturan (government) dan ketergantungan (dependency) pada ilmu linguistik masa sekarang.
Berkat jasa-jasa dan pemikiran-pemikiranya yang sangat besar dalam perkembangan ilmu linguistik, nama Apollonius diabadikan sebagai nama sebuah institut ‘the Apollonius Institute of Language and Linguistics’.

No comments:

Post a Comment